CONTOH TEMBANG PUCUNG



Yang ini agak serius walaupun isinya bisa lucu. Tentu saja harus mengikuti kaidah tembang yang digunakan. Apakah Pucung, Pangkur atau tembang macapat lainnya. Hampir mirip dengan “Cangkriman pepindhan”, ada barang atau keadaan yang harus ditebak. Contohnya tembang Pucung di bawah ini:



1. Judul "Klenthing"
Bapak Pucung.
Cangkeme madhep mandhuwur.
Sabamu ing sendhang.
Pencoanmu lambung kereng.
Prapteng wisma.
Si pucung mutah guwaya.

(ya itu yang namanya Klenthing).
  

2. Judul "Penthol Korek"
Bapak Pucung.
Amung sirah lawan gembung.
Padha dikunjara.
Mati sajroning ngaurip.
Mijil baka.
Si pucung dadi dahana.

(yo itu yang dinamakan penthol korek).
 

3. Judul "Sepur"
Bapak pucung.
Renteng-renteng koyo kalung.
Dowo koyo ulo.
Pencoanmu wesi miring.
Sing disobo.
Si pucung mung turut kutho.

(yo iku yang dinamakan sepur).

4. Judul "Gajah"

Bapak pucung 
dudu watu dudu gunung
Sangkamu ing sabrang
ngon-ingone sang Bupati
Yen lumaku si pucung lembehan grana 
(yo iku yang dinakaman gajah)

PERMAINAN TRADISIONAL

      Mengenang permainan anak yang biasa dimainkan saat masih kecil merupakan kenangan indah yang lucu. Beberapa permainan yang mungkin Anda mainkan saat masih kecil misalnya congklak, gasing, bekel, petak umpet, petak jongkok, gobak sodor, petak benteng, dan masih banyak permainan menarik lainnya. Mari kita telusuri satu per satu permainan tradisional yang mungkin kita mainkan saat kanak-kanak..


1. GOBAG SODOR

       Kenapa disebut gobak sodor mungkin menurutku karena permainan ini maju mundur melalui pintu-pintu. Dalam bahasa Belanda istilah gobak Sodor mungkin artinya sama dengan kata dalam Bahasa Inggris “Go Back Through the Door”, sebagian menyebutnya Galasin, bisa saja adaptasi bahasa dari bahasa Belanda yang kalau di Bahasa Inggriskan menjadi “Go Last In”, sayangnya kata-kata tersebut hanya rekaan rekayasa kutak-katik kataku saja jadi jangan ditanya kebenarannya.
Remaja sekarang mungkin tidak familiar dengan jenis permainan ini, karena selain tidak ada pialanya permainan ini perlu beberapa orang yang mengikutinya. Garis-garis penjagaan dibuat dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap.
Gobak sodor terdiri dari dua tim, satu tim terdiri dari tiga orang. Aturan mainnya adalah mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik. Untuk menentukan siapa yang juara adalah seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan , caranya yang dijaga adalah garis horisontal dan ada juga yang menjaga garis batas vertikal. Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Permainan ini sangat menarik, menyenangkan sekaligus sangat sulit


Photobucket

Photobucket

Photobucket

2. ULAR NAGA
            Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan.
Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang".
Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang" perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu "gerbang".
Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan anak dan permainan selesai.

 Lagunya :
      "Ular naga panjangnya, bukan kepalang
      Menjalar-jalar selalu kian kemari
      Umpan yang lezat itulah yang dicari
      Ini dia nya yang terbelakang..."


Photobucket

Photobucket

3. DAKON / Congklak

      Permainan  menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2 lubang induk yang ukurannya lebih besar. Dimainkan oleh 2 orang. Satu lubang induk terletak pada ujung papan dan lubang induk lainnya terletak di ujung lainnya. Di antara kedua lubang induk terdapat 2 baris yang tiap barisnya berisi 7 lubang yang jumlahnya 14 lubang.
       Permainan dakon dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat Jawa sekalipun permainan ini dikenal juga di daerah lain. Pada masa lalu permainan ini sangat lazim dimainkan oleh anak-anak bahkan remaja wanita. Tidak ada yang tahu mengapa permainan ini identik dengan dunia wanita. Menurut beberapa pendapat karena permainan ini identik atau berhubungan erat dengan manajemen atau pengelolaan keuangan. Pada masa lalu (bahkan hingga kini) kaum hawa disadari atau tidak berperanan penting dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Dakon dianggap menjadi sarana pelatihan terhadap pengelolaan atau manajemen keuangan tersebut. Untuk kaum adam mungkin permainan semacam ini dianggap terlalu feminine, kurang menantang, tidak memerlukan kegiatan otot dan pengerahan tenaga yang lebih banyak. Jadi, barangkali dianggap terlalu lembut.

Photobucket

Photobucket

4. BEKEL

      Bekel biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 7 -- 10 tahun dengan jumlah pemain 2 sampai 4 orang. Permainan ini bersifat kompetitif atau bisa dipertandingkan dengan aturan-aturan yang disepakati bersama. 

Apa saja sih alat yang digunakan untuk bermain bekel?
1. Bola karet. Bola ini terbuat dari karet. Besarnya kira-kira seukuran bola pingpong atau bola golf. Bola ini biasanya berwarna-warni dengan motif yang menarik.
2. Biji bekel. Biji bekel ini ukurannya juga kecil. Biasanya terbuat dari kuningan yang berjumlah 10 buah. Setiap bijinya terdapat 4 muka yang berbeda.

Bagaimana cara mainnya?
Pertama , bola dan biji bekel itu digenggam menjadi satu, kemudian bola dilempar setinggi kurang lebih 30 cm. Setelah bolanya turun dan memantul, biji bekel dilepas dalam posisi acak, kemudian diambil satu per satu, dua-dua, tiga-tiga, dan seterusnya sampai habis.
Kedua , biji bekel yang sudah dilepas dari genggaman dibalikkan menjadi posisi menghadap ke atas atau istilahnya 'mlumah'. Kemudian, dibalikkan lagi menjadi posisi tengkurap atau 'mengkurep'.
Ketiga , permainan akan dinyatakan berakhir/berhenti atau istilahnya mati, jika saat pengambilan biji bekel tangan si pemain mengenai atau menyentuh biji bekel yang lain.

Photobucket

Photobucket

5. BENTHIK

       Gatrik atau dengan nama lain yaitu tak kadal, patil lele atau juga di kenal dengan nama benthik di daerah sekitar yogyakarta, jawa tengah. Pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh diantara dua batu atau di atas lubang (luwokan) harus dipersiapkan di atas tanah lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Biasanya setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong.

Photobucket

Photobucket

6. Cendak Ndodhok / Petak jongkok 
      dimainkan oleh banyak anak dan tidak memerlukan alat bantu.

        Cara bermain:

Tentukan satu orang yang akan mengejar. Untuk menghindari pengejar, setiap anak boleh jongkok. Bila jongkok berarti dia tidak dapat disentuh oleh pengejar. Anak yang berdiri dapat membangunkan anak yang jongkok. Tetapi, anak yang terakhir jongkok berarti akan menjadi pengejar menggantikan pengejar yang lama. Begitu juga dengan anak yang tidak jongkok namun berhasil disentuh oleh pengejar akan menjadi pengejar selanjutnya.

Photobucket

 
7. Petak umpet 
    dimainkan oleh banyak anak. Dan permainan ini tentunya paling kita gemari,karena keseruannya..

·         Cara bermain:

Satu orang pemain yang kalah akan menutup matanya pada salah satu tempat yang dianggap sebagai benteng, sementara yang lain mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah menghitung sampai jumlah tertentu, maka mulailah pemain yang menutup mata tersebut mencari tiap orang yang bersembunyi.

Bila telah menemukan orang yang bersembunyi, pencari ini harus cepat-cepat berlari ke benteng sambil menyebut nama orang yang ketahuan persembunyiannya. Begitu juga dengan anak yang ketahuan, karena bila berhasil lebih dulu menyentuh benteng, maka pada tahap selanjutnya dia tidak akan jaga. Anak lain yang bersembunyi dapat pula menyentuh benteng agar tidak jaga pada tahap selanjutnya, asalkan tidak ketahuan dengan pencari.

Photobucket

8. Gasing

Gasing menggunakan mainan yang terbuat dari kayu berbentuk kerucut dan tali.

·         Cara bermain:

Memainkannya adalah dengan memutarnya, dengan cara melilitkan tali pada ujung kerucut, kemudian dilemparkan ke bawah sampai tali tertarik dan gasing berputar. Lemparan juga boleh diarahkan ke gasing lain agar terjatuh. Dibuat lingkaran untuk arena melemparkan gasing. Gasing yang berputar tidak boleh keluar dari lingkaran tersebut. Gasing yang berputar palinglama adalah pemenangnya.

Photobucket

9. LOMPAT TALI

Lompat tali atau "main karet" pernah populer di kalangan anak angkatan 70-an hingga 80-an. Permainan lompat tali ini menjadi favorit saat "keluar main" di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sekarang, "main karet" mulai dilirik kembali antara lain karena ada sekolah dasar menugaskan murid-muridnya membuat roncean tali dari karet gelang untuk dijadikan sarana bermain dan berolahraga.

Photobucket
Cara bermainnya masih tetap sama, bisa dilakukan perorangan ataupun berkelompok. Jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang, batang pohon atau pada apa pun yang memungkinkan, lalu melompatinya. Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala dan kaki sambil melompatinya.

Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal 3 anak. Diawali dengan gambreng atau hompipah untuk  menentukan dua anak yang kalah sebagai pemegang kedua ujung tali. Dua anak yang kalah akan memegang ujung tali; satu di bagian kiri, satu anak lagi di bagian kanan untuk meregangkan atau mengayunkan tali. Lalu anak lainnya akan melompati tali tersebut. Aturan permainannya simpel; bagi anak yang sedang mendapat giliran melompat, lalu gagal melompati tali, maka anak tersebut akan berganti dari posisi pelompat menjadi pemegang tali. Alat yang dibutuhkan cukup sederhana. Bisa berupa tali yang terbuat dari untaian karet gelang atau tali yang banyak dijual di pasaran yang dikenal dengan tali skipping.

beberapa perkembangan anak yang dapat distimulasi dengan permainan lompat tali ini:

Motorik kasar 
      Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Dengan bermain lompat tali motorik kasar akan terstimulasi sehingga secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan tersendiri. Lama-kelamaan, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi kejadian obesitas pada anak.

 Emosi
       Untuk melakukan suatu lompatan dengan tinggi tertentu dibutuhkan keberanian dari si anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar; mau melakukan tindakan melompat atau tidak.

Ketelitian dan Akurasi
       Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus melompat.

Sosialisasi
       Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan, dan lainnya.
  
Intelektual
       Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan tujuh kali lompatan saat tali diayunkan. Bila lebih atau kurang, ia harus menjadi pemegang tali.

Photobucket

10. Benteng / Jeg - Jeg an

       Benteng atau Bentengan menurut Wikipedia Indonesia adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing-masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang atau pilar sebagai 'benteng'. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Di area benteng biasanya ada area aman dimana untuk group yang memiliki tiang atau pilar itu sudah berada di area aman tanpa takut terkena lawan.

Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing-masing. Orang yang paling dekat waktunya ketika menyentuh benteng berhak menjadi 'penawan' dan bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikannya tawanan.

Dalam permainan ini, biasanya masing - masing anggota mempunyai tugas seperti 'penyerang', 'mata-mata, 'pengganggu' , dan penjaga 'benteng'. Permainan ini sangat membutuhkan kecepatan berlari dankemampuan strategi yang handal.

Photobucket

Photobucket

11. KELERENG

Inilah permainan sejuta umat, selain layangan. Kelereng (atau dalam bahasa Jawa disebut nèkeran) adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng dapat dimainkan sebagai permainan anak, dan kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik.


Photobucket
Sejarah Kelereng
Orang Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu. Orang Jawa, neker. Di Sunda, kaleci. Palembang, ekar, di Banjar, kleker. Nah, ternyata, kelereng juga punya sejarah. Ini kuketahui saat membaca majalah Intisari edisi Desember 2004, rubrik asal-usul, hal 92.
Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, para Sinyo-Sinyo itu menyebutnya dengan knikkers. Lantas, adakah pengaruh Belanda, khususnya di Jawa, knikkers diserap menjadi nekker? Mengingat, Belanda pernah ‘numpang hidup’ di Indonesia.
Tahun, 1694. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun, jauh sebelumnya, anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers.
Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran.
Jauh pada peradaban Mesir kuno, tahun 3000 SM, kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di London berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa.
Pada masa Rowami, permainan Kelereng juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan.
Salah seorang penggemar kelereng adalah Octavian, kelak menjadi Kaisar Agustus. Layaknya permainan, di Romawi saat itu juga mempunyai aturan-aturan resmi. Peraturan tersebut menjadi dasar permainan sekarang.
Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelerang yang semula satu warna, menjadi berwarna-warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti danahkirnya tiap negara mengembangkan caranya sendiri.

12.Enggrang

      Enggrang adalah salah satu jenis kesenian dan akhirnya menjadi permainan tradisional Indonesia yang mendapat pengaruh dari budaya China.
Enggrang yang mulai berkembang tahun 1960-an di Kabupaten Karawang Jawa Barat ini dikenal sebagai suatu pertunjukan yang diiringi berbagai alat musik tradisional Jawa Barat. Namun, lama-lama berkembang menjadi permainan tradisional.
Enggrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti : sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkaki panjang. Egrang sendiri berasal dari bahasa Lampung yang berarti terompah pancung yang terbuat dari bambu bulat panjang. Dalam bahasa Banjar di Kalimantan Selatan disebut batungkau.
Alat permainan tradisional satu ini sudah tidak asing lagi bagi anak-anak di lingkungan masyarakat Jawa, karena hampir pasti bisa ditemui dengan mudah di berbagai tempat di pelosok pedesaan dan perkotaan, pada masa lalu. Enggrang termasuk permainan anak, karena permainan ini sudah muncul sejak dulu paling tidak sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, semasa penjajahan Belanda. Hal itu seperti terekam di Baoesastra (Kamus) Jawa karangan W.J.S. Poerwadarminto terbitan 1939 halaman 113, disebutkan kata enggrang-enggrangan diartikan permainan dengan menggunakan alat yang dinamakan enggrang. Sementara enggrang sendiri diberi makna bambu atau kayu yang diberi pijakan (untuk kaki) agar kaki leluasa bergerak berjalan.
Enggrang dibuat secara sederhana dengan menggunakan dua batang bambu (lebih sering memakai bahan ini daripada kayu) yang panjangnya masing-masing sekitar 2 meter. Kemudian sekitar 50 cm dari alas bambu tersebut, bambu dilubangi lalu dimasuki bambu dengan ukuran sekitar 20-30 cm yang berfungsi sebagai pijakan kaki. Maka jadilah sebuah alat permainan yang dinamakan enggrang. Bambu yang biasa dipakai adalah bambu apus atau wulung, dan sangat jarang memakai bambu petung atau ori yang lebih besar dan mudah patah.

Photobucket

13.Cublak-cublak Suweng

       Permainan ini dimainkan olehbeberapa anak/orang, tetapi minimal tiga orang. Akan tetapi lebih baik antara 6 sampai delapan orang. Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting (suweng) yang disembunyikan seseorang.
       Pada awal permaianan beberapa orang berkumpul dan mengundi/ menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo. Biasanya pengundiannya melalui pingsut/encon/undian biasa. Setelah ada yang berperan sebagai pak Empo. Maka mereka semua duduk melingkar. Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah-tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung pak Empo.

Salah seorang dari mereka mengambil kerikil atau benda (benda ini dianggap sebagai anting). Lalu mereka semua bersama-sama menyanyikan cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak tangan yang satu ke yang lainnya. begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali (biasanya 2-3 kali).

Setelah sampai di bait terakhir ...Sir-sir pong dele gosong pak Empo Bangun dan pemain lainnya pura-pura memegang kerikil. Tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal ini untuk mengecoh pak Empo yang sedang mencari ”suwengnya”. Masing-masing pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri (gerakannya) persis seperti orang mengiris cabe. Mereka semua tetap menyanyikan Sir-sir pong dele gosong secara berulang-ulang sampai pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting.

Ketika pak Empo salah menunjuk maka permainan dimulai dari awal lagi (pak Empo berbaring). Dan ketika pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut berganti peran menjadi pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya.

Photobucket

14. Jamuran

      Jamuran ini adalah permainan tradisional di Yoyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya yang dulu kerap dimainkan anak-anak. Sebelum permainan ini dimulai biasanya di awali dengan hompimpah untuk menentukan siapa menang siapa kalah. kalah atau menang, anak-anak tetap riang. anak-anak yang menang, bergandengan membentuk lingkaran sembari melantunkan syair jamuran sementara satu anak yang berdiri di tengah lingkaran yang menandakan bahwa anak itu yang kalah.

"Jamuran… jamuran…ya ge ge thok
jamur apa ya ge ge thok
Jamur payung, ngrembuyung kaya lembayung
sira badhe jamur apa?"

begitu kira-kira syairnya..

Photobucket

tiba pada kalimat 'sira badhe jamur apa?', si anak yang berada di tengah lingkaran lantas berteriak menyebut sebuah gerakan pura-pura yang wajib kami perbuat. anak-anak lain yang semula bergandengan tangan membentuk lingkaran, kontan berhamburan. Untuk menirukan seperti apa yang di ucapkan si anank yang kalah tadi. Misal seperti ini.....

'jamur montor!'

ketika di ucapkan 'jamur montor! Anak-anak yang berhamburan untuk berubah menjadi berbagai kendaraan beroda. ada yang menjadi mobil polisi. ada yang menjadi dokar. ada yang menjadi sepeda motor. ada yang menjadi kereta. masing-masing kami bergumam menirukan suara tiap-tiapnya sembari berjalan mondar-mandir. hingga terdengar lagi sebuah suara.

'jamur patung!'

lantas anak-anak bergegas menjadi patung. diam tak bergerak. tidak boleh tersenyum. tidak boleh tertawa. meski digoda. meski diajak berbicara.

bagi anak yang tertawa, tersenyum, atau yang bergerak akan terkena hukuman yaitu ia harus menggantikan posisi anak yang kalah tadi.
bila sudah ada yang terkena, kami lantas bermain lagi dari mula. bila sudah ada terhukum, kami yang terbebas bisa lega tersenyum.

yang kena hukuman, masuk ke dalam lingkaran. yang lainnya, bergandengan tangan melingkar dan mulai menembang. jamuran... jamuran... ya ge ge thok............ . . .

tiba pada kalimat 'sira badhe jamur apa?'(intinya permainan dimulai seperti awal tadi).

'jamur monyet!'

Anak-anak segera melepas tautan tangan. semua berhamburan. macam-macam gerakannya. ada yang dengan segera memanjat pohon. ada yang hanya menggaruk-garuk kepala. ada yang sesekali meloncat-loncat. ada yang seketika duduk dan berpura-pura seperti sedang mencari kutu pada kepala temannya.

anak-anakpun banyak yang tertawa terpingkal karenanya.
'jamur patung!'

maka seketika itu juga kami tidak boleh bergerak. seketika itu juga kami tidak boleh tertawa.

nyatanya ada yang tidak bisa, tetap terpingkal sehingga terkena hukuman. Jika yang terkena hukuman lebih dari satu maka ditentukan dengan pingsut atau hompipah.

15. Ingkling

       Ingkling adalah nama permainan dengan cara melompat-lompat menggunakan sebelah kaki dan berhenti dengan tumpuan kedua kaki pada kota-kota tertentu. Permainan ingkling lebih digemari oleh anak perempuan.

Cara bermain:

Semua gacuh pemain disimpan di kotak pertama.
Pemain pertama harus melewati kotak pertama menuju kota berikutnya dengan sebelah kaki. Baru pada bentuk setengah lingkaran atau bagian tengah gambar kapal, kedua kaki boleh menginjak tanah, yang disebut bro.
Setelah itu, menginjak kotak-kotak berikutnya masih dengan sebelah kaki. Setelah berhasil melewati satu putaran, diteruskan ke kotak berikutnya hingga habis. Setiap kotak yang ada gacuh, baik gacuh milik orang yang sedang atau belum bermain, tidak boleh diinjak melainkan harus dilangkahi.

Setelah semua kotak berhasil dilalui, gacuh tidak lagi dilempar ke dalam kotak melainkan dimainkan pada tangan. Pertama, gacuh di telapak dilontarkan ke atas lalu jatuh pada posisi telapak tangan terbalik. Dalam posisi gacuh seperti itu, pemain melakukan ingkling pada seluruh kotak gambar. Kedua, gacuh yang berada di balik telapak tangan dilontarkan lagi ke atas dan jatuh pada posisi telapak tangan mengepal. Tepatnya, gacuh jatuh pada kepalan di baian atas telunjuk dan ibu jari atau vertikal. Dalam posisi seperti itu, dia ingkling lagi. Ketiga, dari posisi tadi, gacuh dilontarkan lagi ke atas dan jatuh pada posisi kepalan yang hroizontal. Selanjutnya dia ingkling lagi. Terakhir, gacuh tidak dilontarkan melainkan disimpan di atas kepala. Dalam posisi seperti itu, pemain tidak melakukan ingkling melainkan hanya berjalan menginjak seluruh kotak yang ada.

Usai memainkan gacuh di tangan dan di kepala, pemain berhak untuk melemparkan gacuh dalam posisi membelakangi gambar. Gacuh diletakkan di punggung tangan, lalu diayunkan ke atas melewati kepala dengan harapan gacuh jatuh tepat di dalam kotak. Jika berhasil, pada kotak itu dibuat bintang yang menjadi miliknya. Konsekuensi dari binta itu adalah dia bisa melakukan bro atau menginjakkan kedua telapak kaki di kotak tersebut.
      Pergantian pemain terjadi karena beberapa hal: (1) pemain tidak berhasil menempatkan gacuh di dalam kotak secara tepat, misalnya tepat pada garis, keluar dari kotak, atau memasuki kotak lain; dan (2) pemain tidak berhasil melakukan ingkling dengan baik, misalnya menginjak garis atau kaki sebelahnya lagi tidak ditekuk ke atas.


Photobucket


16. LAYANGAN

      Permainan yang terahkir ini tentunya paling di kenal dari anak hingga dewasa.. Permainan ini penuh dengan imajinasi,tehknik,dan hal hal yang mendebarkan. Aplagi saat kita beradu layangan dengan teman di udara. Sorak sorai teman-teman yang lain akan selalu bergemuruh. Setelah salah satu kalah dan terputus, maka sekelompok anak akan ramai-ramai berlari mengerjar layangan putus tersebut.. Permainan ini merupakan cikal bakal dari permainan AEROMODELLING. Dimana ke akuratan sudut dan berat kertas,menjadi patokan ke stabilan layangan.
      Ini adalah permainan favoritku.. Tak akan mati di segala zaman. Walau peminatnya berkurang.
Peralatannya pun sederhana.. hanya bambu ringan,senar gelasan, serta kertas minyak.. Kalau mau praktis,tinggal beli saja diwarung, total nya cm Rp500 perak,jaman dulu. Kalau sekarang sih,mungkin cuma Rp 3000 saja... Tapi ini untuk yang jenis sederhana. Kalau yang bagus, dan berukuran besar asik,dimainkan di tepi pantai bersama-sama.


Photobucket

Photobucket


      Masih banyak jenis permainan lain yang sering kita jumpai di daerah-daerah. Yoyo, hoola hoop, dan masih banyak lagi bila disebutkan. Yang jelas, permainan semacam ini perlu kita lestarikan ke anak-cucu kita. Supaya mereka juga bisa menghargai warisan budaya bangsa ini. Tidak hanya bermain yang modern saja, permainan daerah juga wajib untuk di pertahankan.

MENGENAL JENIS-JENIS PERMAINAN TRADISIONAL ANAK INDONESIA

Indonesia adalah negeri yang besar dan kaya akan beragam warisan, salah satunya adalah bermacam permainan anak. Ya, dolanan anak, demikian orang jawa biasa menyebutnya. Masing-masing daerah mempunyai jenis permainan anak-anak, ada yang memang berbada, ada pula yang permainannya sama tetapi dalam menyebut atau menamainya berbeda.

Namun, kemajuan jaman telah jauh membawa orang terlarut alam era modernisasi, segala yang berbau teknologi dan kemudahan banyak diminati. Dalam banyak aspek kehidupan sudah semakin meninggalkan segala sesuatu yang berbau tradisional, tentu saja hal ini ada kurang lebihnya. Sebagai contoh, anak-anak sekarang lebih suka memainkan permainan modern dan mulai melupakan atau bahkan tidak tahu sama sekali berbagai macam permainan tradisional warisan leluhur.

Jenis Dolanan Anak berasarkan katalog dolanan anak :

Dam-daman
Teklek
Sepak bola api
Sendaren Janur
Pong-pong bolong
Plencung-plencungan
Pingsut
Bandul sodo
Oplok-oplok bekicot
Nekeran
Balap bunga rumput
Mul-mulan
Montor-montoran sepet
Mobil-mobilan kulit jeruk
Uding
Mercon bumbung
Kupluk godong nongko
Angklung
Ufo-ufoan
Kitiran janur
Kitiran godong tela
Kenthongan
Kasti
Jlong-jling
Jaran-jaranan bongkok
Jamuran
Jago-jagoan janur
Topi koran
Jago-jagoan rumput
Hom pim pah
Kupat jaran
Kupat seto
Kupat luar
Kupat boto
Gobak sodor
Gelembung jarak
Gedongan Jawa Tengah
Gatheng
Gaprik
Gangsing bambu
Gangsing jangkang
Ganefo
Engklek
Egrang Jateng
Daplangan
Bunyi gauk
Bola janur
Bol-bolan
Benthik
Bendhi jempeni
Burung janur
Keris-kerisan janur
Jam-jaman janur
Jagung janur


Mungkin sudah "jamaannya" ketika jenis dolanan anak mulai ditinggalkan seperti halnya segala sesuatu yang "berbau" tradisional, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan demikian, namun tak ada salahnya untuk terus berharap agar dolanan anak atau permainan anak akan terus lestari. Perlu kerja keras dan kepedulian banyak fihak agar jenis dolanan anak tetap bisa terjaga kelestariannya.

Namun diantara sekian banyak permainan tradisional anak Indonesia, ada 10 jenis permainan yang dapat dikategorikan patut dilestarikan. Diantaranya adalah :

Benteng

Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4 sampai 8 orang. Kedua kelompok kemudian akan memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar yang disebut sebagai “benteng”. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih “benteng” lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan “menawan” seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi “penawan”, ditentukan dari siapa yang paling akhir menyentuh “benteng” mereka.

Congklak atau Dakonan
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuhan. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua ujungnya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain. Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.


Kelereng

Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya 1,25 cm. Permainan kelereng ini biasanya dimainkan oleh anak sekolah dasar umur 7 tahun. Ternyata, kelereng juga dapat ditemukan di belahan dunia lain. Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, kelereng dikenal dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman.

Galasin

Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3–5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.

Gasing

Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.

Kasti

Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola seperti halnya olahraga softball atau baseball. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu.

Layang-Layang

Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar.

Petak Umpet

Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut. Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari, ia biasanya harus meninggalkan tempatnya. Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang telah ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi. Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya. Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu “kebakaran” yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.

Yo-Yo

Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer di banyak bagian dunia. Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam celah sumbu

Balap Karung

Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir. Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak dan makan kerupuk.

LAGU DOLANAN JAWA DAN ARTINYA

Lagu-lagu dolanan yang berasal dari Jawa Tengah

1.SLUKU-SLUKU BATOK
Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung motha
Mak jenthit lolo lobah
Wong mati ora obah
Nek obah medeni bocah
Nek urip goleka dhuwit.

Terjemahan:
Lirik tembang dolanan yang berjudul ‘Sluku-sluku Bathok’ tersebut apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
‘Ayun-ayun kepala’
‘Kepalanya geleng geleng’
‘Si bapak pergi ke Solo’
‘Oleh-olehnya payung mutha’
‘Secara tiba-tiba begerak
‘Orang mati tidak bergerak’
‘Kalau bergerak menakuti orang’
‘Kalau hidup carilah uang’

Artinya:
Makna yang tersirat dalam tembang dolanan “Sluku-sluku bathok” yaitu nilai religius. Dalam syair tersebut bermakna manusia hendaklah membersihkan batinnya dan senantiasa berzikir mengingat Allah dengan (ela-elo) menggelengkan kapala mengucapkan lafal laa illa ha illallah disaat susah maupun senang, di kala menerima musibah maupun kenikmatan, hidup mati manusia ditangan Allah, maka dari itu selagi masih hidup berbuat baiklah terhadap sesama, dan beribadah kepada Allah SWT karena Allah Maha segala-galanya, apabila sekali berkehendak mencabut nyawa seseorang, tak seorang pun mampu menolakkan.


2.ILIR-ILIR 

Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Cah angon, cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro, dodoiro
Kumitir bedah ing pinggir
Dondomono, jlumatono
Kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo sorako, sorak iyo!!

Terjemahan:
Syair tembang dolanan Ilir-ilir tersebut apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
‘Bangunlah, bangunlah!’
‘Tanaman sudah bersemi’
‘Demikian menghijau’
‘Bagaikan pengantin baru’
‘Anak gembala, anak gembala’
‘Panjatlah (pohon) belimbing itu’!
‘Biar licin dan susah tetaplah kau panjat’
‘untuk membasuh pakaianmu’
‘Pakaianmu, pakaianmu’
‘terkoyak-koyak dibagian samping’
‘Jahitlah, Benahilah!’
‘untuk menghadap nanti sore’
‘Mumpung bulan bersinar terang’
‘Mumpung banyak waktu luang’
‘Bersoraklah dengan sorakan Iya!!’  

Artinya:
Dalam syair tembang dolanan yang berjudul Ilir-ilir mengandung makna religius (keagamaan). Sedangkan maksud yang terkandung dalam tembang tersebut adalah kita sebagai umat manusia diminta bangun dari keterpurukan untuk lebih mempertebal iman dan berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru. Meminta Si anak gembala untuk memetikkan buah blimbing yang diibaratkan perintah salat lima waktu. Yang ditempuh dengan sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya. Meskipun ibarat pakaian kita terkoyak lubang sana sini, namun kita sebagai umat diharapkan untuk memperbaiki dan mempertebal iman dan taqwa agar kita siap memenuhi panggilan Ilahi robbi.


3.PADHANG BULAN
Yo prakanca dolanan ing njaba
Padhang mbulan padhangé kaya rina
Rembulané kang ngawé-awé
Ngélikaké aja turu soré-soré

Terjemahan:
Syair dari tembang dolanan padang bulan apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi:
‘Ayo teman-teman bermain diluar’
‘Cahaya bulan yang terang benderang’
‘Rembulan yang seakan-akan melambaikan tangan’
‘Mengingatkan kepada kita untuk tidak tidur sore-sore’

Artinya:
Dalam tembang dolanan padang bulan mengandung makna religius (kagamaan). Maksud dari tembang dolanan tersebut adalah kita hendaknya bersyukur kepada yang Maha Kuasa untuk menikmati keindahan alam. Untuk menunjukkan rasa syukur itu kita diharapkan tidak tidur terlalu sore karena kita bisa melaksanakan ibadah di waktu malam.

4.DHONDHONG APA SALAK

Dhondhong apa salak
Dhuku cilik-cilik
Andhong apa mbecak
Mlaku dimik-dimik

 Terjemahan:
Syair tembang ‘Dhondhong apa Salak’ apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah
‘Dhondhong apa salak’
‘Dhuku kecil-kecil’
‘Naik delman apa naik becak’
‘Jalan pelan-pelan’

Artinya:
Dalam syair tembang dolanan ini kita dihadapkan pada dua pilihan. Ibarat buah kedondong yang bagian luarnya halus tetapi bagian dalamnya kasar dan tajam, dan sebaliknya buah salak yang bagian luarnya kasar ternyata bagian dalamnya halus. Di sini kita dihadapkan pada dua karakter, Lebih baik kita berbuat yang baik secara lahir maupun batin seperti buah duku, daripada kita berbuat yang dari luar kelihatan bagus tetapi di dalamnya kasar dan tajam seperti buah kedondon. Demikian sebaliknya, lebih baik kita berbuat terlihat kasar dari luar tetapi dalamnya halus seperti buah salak. Berbuatlah sesuatu yang baik dan tidak menyakitkan, baik itu secara lahir maupun batin. Sedangkan syair andhong apa mbecak, mlaku dimik-dimik mempunyai maksud memilih salah satu makna yang dimaksud dalam syair tersebut . Andong adalah sebuah kendaraan angkutan yang menggunakan tenaga hewan sebagai penariknya, sedangkan becak adalah kendaraan angkut yang memanfaatkan tenaga manusia sebagai pendorongnya. Dalam syair ini terdapat nilai budi pekerti kemandirian, kita tidak boleh menyusahkan orang lain atau makhluk lain, kita harus hidup mandiri, berjalan di atas kaki sendiri meskipun pelan-pelan dan tertatih-tatih.

LOKASI

Dukuh Karangjati berbatasan dengan Dukuh Canden, Kelurahan Krajan, Kecamatan Kalikotes dibagian barat, di bagian timur dengan dukuh Kendilan, dan dibagian utara dengan Dukuh Tegal Canden. Dukuh karangjati dikelilingi oleh persawahan, sehingga suasana pedesaaan masih terasa kental.